PENDIDIKAN MULTIKULTURAL SEBAGAI INOVASI PENDIDIKAN
DI INDONESIA DI ERA GLOBALISASI
Perkembangan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi serta Seni) dengan berbagai akibatnya, kemudian diiringi dengan arus
globalisasi yang terasa begitu cepat tentunya akan sangat berpengaruh terhadap berbagai
aspek kehidupan manusia. Pengaruh tersebut dapat memunculkan berbagai dinamika
sosial yang layak untuk diperhitungkan dan mendapat perhatian serius dari
berbagai pihak terkait. Salah satu dampak dari perkembangan IPTEKS dan
globalisasi adalah hilangnya tapal batas
dunia pendidikan. Pendidikan multikultural merupakan salah satu bentuk inovasi
pendidikan di era globalisasi ini yang dapat membawa kemajemukan masyarakat
untuk tetap menghargai keberagaman baik itu suku, ras, budaya, agama dan
lain-lain. Menghadapi masyarakat ekonomi asean 2015 ini, pendidikan
multikultural sangat berperan dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean bahkan
di era globalisasi ini mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia serta
kemajemukan masyarakat nanti. Kemajemukan masyarakat Indonesia menjadi salah
satu ciri khas bangsa Indonesia. Keanekaragaman ini akan menjadi suatu kekuatan
yang besar apabila dikelola dengan baik, sebaliknya apabila tidak dilakukan
suatu upaya maka akan dapat membawa kehancuran bagi bangsa ini. Selain itu,
pendidikan multikultural akan dapat membawa dampak positif bagi perkembangan
Indonesia dimana melalui pendidikan multikultural orang-orang dari Negara lain
yang masuk ke Indonesia untuk tinggal, bekerja dan lain-lain akan merasa nyaman
karena diterima oleh masyarakat Indonesia. Karena tujuan akhir dari pendidikan
multikultural adalah mempersiapkan peserta didik untuk bisa mengaplikasikan
nilai-nilai kemajemukan dalam masyarakat.
Pendidikan multikultural adalah suatu strategi dan integrasi sosial di mana keanekaragaman budaya benar
diakui dan dihormati, sehingga dapat difungsikan secara efektif dalam mengatasi
setiap isu-isu separatisme dan disintegrasi sosial. Jika berbicara
multikultural pembahasan akan menuju kepada multikulturalisme atau ajarannya.
Secara umum Azyumardi Azra 2007 mengemukakan bahwa “multikulturalisme pada dasarnya adalah pandangan dunia
yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang
menekankan penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas, dan
multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat”.
Pernyataan
diatas dapat dikaitkan dengan apa yang terjadi sekarang di Indonesia,
kemajemukan masyarakat Indonesia dan arus globalisasi membawa pengaruh terhadap
tatanan sosial masyarakat Indonesia. Salah satu bentuk inovasi untuk
menciptakan tatanan sosial yang multikultur adalah dengan menanamkan pendidikan
multikultural di sekolah. Baik itu di sekolah dasar sampai ke tingkat perguruan
tinggi. Meskipun dari dulu nilai-nilai pendidikan multikultural sudah ada
disekolah dalam mata pelajaran ilmu sosial, namun penulis meyakini bahwa dengan
berdiri sendirinya mata pelajaran multikultural akan dapat membawa dampak besar
apalagi untuk menghadapi masyarakat ekonomi asean yang tujuannya adalah
meningkatkan ekonomi dikawasan asean.
Beberapa
alasan yang dapat dikemukakan adalah :
1) Pendidikan
multikultural dapat memberikan pemahaman tentang keberagaman budaya Indonesia
sehingga peserta didik mengerti bahwa Negara Indonesia memiliki banyak budaya
yang harus dijaga dan dilestarikan;
2) Pendidikan
multicultural sebagai sarana untuk menciptakan integritas bangsa;
3) Mata
pelajaran multikultural nantinya akan memberikan stimulus menerimanya perbedaan
sebagai anugerah dari sang pencipta;
4) Pendidikan
multikultural akan mempersiapkan warga Negara yang siap bersaing di era global
tanpa harus meninggalkan nilai-nilai luhur masyarakat Indonesia yakni nilai
Pancasila;
5) Pendidikan
multikultural dapat menjadi alat pemecah masalah konflik di masyarakat.
Implementasi pendidikan multikultural
disekolah baik itu sekolah dasar hingga perguruan tinggi, sangat diperlukannya
peran pendidik didalamnya yang mana. Seorang guru harus mampu menanamkan
nilai-nilai inti dari pendidikan multikultural seperti demokrasi, humanism, dan
pluralism atau menanamkan nilai-nilai keberagamaan yang inklusif pada peserta
didik. Hal-hal yang mungkin akan terlihat di tahun 2015 kedepan adalah
Indonesia menjadi Negara yang didatangi oleh dari Negara lain maka dari itu
kesiapan kita untuk terciptanya kemajemukan masyarakat dengan pendidikan
multikultural. Menciptakan peserta didik yang berpikir kritis akan menjadi hal
yang sangat penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang inovatif
dikemudian hari bagi generasi penerus bangsa Indonesia.
Guru perlu menekankan diversity dalam pembelajaran, antara lain :
1) Mendiskusikan
sumbangan aneka budaya dan orang dari suku laindalam hidup bersama sebagai
bangsa;
2) Mendiskusikan
bahwa semua orang dari budaya apa pun ternyata juga menggunakan hasil kerja
orang lain dari budaya lain. Dalam pengelompokan peserta didik dikelas maupun
dalam kegiatan diluar kelas pendidik diharapkan memang melakukan keanekaan itu.
Kemajemukan bangsa Indonesia suatu hal yang
tidak dapat dihilangkan karena itu sudah menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Seperti yang dikatakan oleh Parsudi Suparlan “Masyarakat majemuk atau plural
society adalah sebuah masyarakat yang terwujud karena komuniti-komuniti
sukubangsa yang ada telah secara langsung atau tidak langsung dipaksa untuk
bersatu dibawah kekuasaan sebuah sistem nasional”. Berdasarkan pernyataan
Parsudi Suparlan diatas ketika Indonesia di era globalisasi masyarakat.
Kenyataan
bahwa bangsa Indonesia terdiri dari banyak etnik, dengan keragaman budaya,
agama, ras dan bahasa serta keadaan sekarang dimana era globalisasi merambat
keseluruh tatanan sosial masyarakat. Dengan dibentuknya masyarakat ekonomi
asean (MEA) oleh Negara-negara di asia tenggara membuat persaingan sumber daya
manusia juga meningkat, serta sangat dikwatirkan semangat nilai-nilai falsafah
hidup bangsa Indonesia terkikis. Maka dari itu, diperlukan satu inovasi untuk
tetap membentuk keanekaragaman bangsa Indonesia sebagai ciri khas yang melekat
yakni dengan pelajaran multikultural dilaksanakan disekolah dasar hingga
perguruan tinggi, yang tujuan akhir adalah keselarasan, keberagaman masyarakat
di Indonesia akan menjadi suatu keindahan dari sang pencipta serta
menghilangkan konflik-konflik yang berbau SARA di Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar